Sakit Kepala Kronis, Risiko terkena Depresi

Walaupun terkesan sepele, sakit kepala dapat memicu depresi. Bahkan, orang dengan nyeri kronis seperti migrain dan nyeri sendi berisiko lebih tinggi melakukan aksi bunuh diri.

Sakit kepala dapat mnyerang siapapun, kapan pun dan dimana pun. Pekerjaan kantor yang menumpuk, terjebak kemacetan lalu lintas, hingga mengurus anak bisa memicu kepala nyut-nyutan.

Pada tingkat yang ringan, sakit kepala biasanya akan sembuh setelah beberapa saat setelah mengonsumsi obat sakit kepala atau selepas tidur beberapa jam. Namun, lain halnya dengan sakit kepala kronik seperti migrain yang bisa berlangsung dalam beberapa tahap.

Selain gejala sakit kepala, migrain kompleks bisa disertai mual, muntah, diare, fotofobia (fobia terhadap cahaya terlalu terang), dan skotoma (pandanagn terhalang atau tidak bisa melihat beberapa saat). Pada beberapa penderita terkadang disertai gejala muntah, wajah pucat, badan lemah dan berkeringat, pendengaran sensitif (fonofobia), dan kulit kemerahan. Bahkan, ada juga yang mengalami komplikasi migrain dan stroke sementara, yakni lumpuh sebelah badan selama beberapa saat.

Jika Anda mengalami sakit kepala yang demikian tentu tak boleh dianggap enteng. Tak hanya berdampak secara fisik, aspek psikologis pun dapat terganggu. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal medis Neurology melaporkan, sakit kepala kronis (terutama migrain dan nyeri kronis lainnya) dapat meningkatkan risiko gangguan depresi pada wanita, apalagi bila disertai beberapa gejala somatik (gejala fisik ynag bersumber dari masalah psikologis, bukannya fisik).

"Sejumlah studi menunjukkan bahwa penderita sakit kepala punya kecenderungan yang mengerah pada depresi. Di sini kami menyertakan aspek somatik. Sebelumnya hany diteliti dalam skala kecil," kata salah seorang tim peneliti dari The University of Toledo-Helath Science Campus di Ohio, Dr Gretchen E Tietjen.

Jika seseorang hanya mengeluhkan sakit kepala kronik tanpa gejala somatik, potensi untuk menjadi depresi lebih kecil dibanding kombinasi anatara sakit kepala ringan dengan gejala somatik. nah, saat kepala mulai terasa sangat sakit dan gejala somatik menghebat, risiko depresi kian nyata.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadapt 1.000 wanita pusat sakit kepala tersebut menyebutkan, sakitkepala kronis meningkatkan perbandingan tingkat depresi sebesar 3,6 kali, dan 4,1 kali untuk jenis sakit kepala migrain. Jika disertai gejala somatik, rasionya meningkat menjadi 25,1 untuk semua tipe sakit kepala dan 31,8 untuk migrain.

Gejala somatik dinilai menggunakan kuesioner yang meliputi gejala, seperti sakit perut, sakit pada tungkai dan lengan, sulit tidur, mual, dan jantung berdebar. "Orang dengan sakit kepala kronis cenderung memiliki banyak keluhan somatik seperti mual, sakit panggul, dan fibromyalgia, yang mana dapat meningkatkan risiko depresi," kata Tietjen.

Mengingat bukti kerentanan depresi pada orang dengan nyeri kronis, peneliti dari Universitas Michigan Ann Arbor pun lantas mengaitkannya dengan upaya percobaan bunuh diri pada orang yang kerap didera nyeri hebat tersebut. Kesimpulannya, orang yang menderita nyeri kronis seperti sakit kepala kronis dan radang sendi (arthritis) berisiko empat kali lebih tinggi untuk melakukan aksi bunuh diri ketimbang rekan sebayanya yang sehat.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal General Hospital Psychiatry edisi November/ Desember 2008 itu melibatkan partisipan 5.700 orang dewasa di Amerika. Peneliti mendapati bahwa pria dan wanita yang kerap mengalami sakit kepala berisiko dua kali lipat melakukan perilaku yang mengarah pada bunuh diri, baik memikirkannya saja ataupun sudah mencoba melakukan usaha bunuh diri. peluang ini meningkat pada partisipan yang mengeluhkan nyeri lebih dari satu.

Sebanyak 14% partisipan dengan tiga atau lebih kondisi nyeri mengaku pernah terbesit untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri, dan hampir 6% yang melakukan usaha bunuh diri.

"Nyeri merupakan salah satu faktor yang mungkin membuat seseorang merasa tidak punya harapan dan kurang optimis akan masa depan dan dengan demikian meningkatkan kesempatan mereka untuk berpikir tentang bunuh diri," ungkap kepala tim penelit dari rumah sakit Ann Arbor VA, Dr mark A Ilgen.

Lanjut membaca “Sakit Kepala Kronis, Risiko terkena Depresi”  »»

Ilmuwan Temukan Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis

Nevada, Sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome (CFS) atau myalgic encephalomyelitis (ME) telah menyerang jutaan penduduk dunia. Kini penyebab penyakit yang membuat seseorang mengalami kelelahan fisik teramat sangat itu berhasil ditemukan.

Ilmuwan dari Amerika Serikat berhasil menemukan terobosan penting, menjawab apa yang menjadi penyebab penyakit sindrom kelelahan kronis. Sebuah virus tunggal jenis retrovirus yang dikenal sebagai XMRV ternyata memainkan peranan dalam penyakit ME ini.

Peneliti menemukan virus ini bersarang pada 67 persen penderita ME. Jumlah ini sangat besar dibandingkan pada populasi masyarakat biasa yang tidak menderita ME yang hanya ditemukan 4 persen.

Namun nampaknya para ilmuwan ini cukup berhati-hati. Para ahli mengingatkan belum ada bukti yang bisa menyimpulkan kaitan antara XMRV dengan ME. Sebelumnya para ahli mengatakan penyakit ME bukan karena terinfeksi virus dan lebih banyak diderita oleh orang-orang yang bekerja di lapangan.

Meski begitu penemuan ini menimbulkan harapan baru untuk memberikan perawatan yang tepat bagi penderita ME. ME adalah penyakit yang membuat kondisi sesorang menjadi sangat lemah yang tidak wajar sehabis melakukan aktivitas dan di dunia ada sekitar 17 juta orang mengidap penyakit ini.

Sementara The Whittemore Peterson Institute di Nevada AS mengatakan mereka telah mengesktraksi DNA dari XMRV yang ditemukan dalam darah 68 pasien dari 101 pasien yang menderita ME.

Ujicoba tersebut menunjukkan bahwa pasien yang memiliki XMRV itu karena mereka telah tertular. Hal inilah yang membuat peneliti yakin kemungkinan XMRV menjadi faktor penyumbang penyakit ME. XMRV juga dikenal memiliki peran yang penting dalam beberapa kasus kanker prostat.

Dr Judy Mikovits yang memimpin penelitian tersebut mengatakan darah yang mengandung patogen itu ditemui melalui cairan tubuh dan transmisi darah. "Gejala ME seperti kelelahan kronis, sistem imun yang menurun dan infeksi kronis itu adalah ciri apa yang kita lihat dari retrovirus," kata Judy seperti dilansir dari BBCNews, Sabtu (10/10/2009).

"Penemuan ini bisa menjadi langkah besar dan penting untuk pengobatan jutaan pasien penyakit ini," lanjutnya.

Pasien yang menderita sindrom kelelahan kronis biasanya mengalami gejala demam, sakit kepala, rasa ngantuk dan kekelahan fisik yang lama rata-rata 6 bulan atau lebih sehingga terkadang pasien harus berbaring di tempat tidur dalam waktu yang lama.

Sumber : Detik Health.

Lanjut membaca “Ilmuwan Temukan Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis”  »»

Buah Mulwa Berpotensi Obati Kanker & Gagal Ginjal

Buah mulwa atau sering dikenal dengan nama buah nona (annona reticulata) berpotensi dimanfaatkan untuk obat anti-kanker dan gagal ginjal, kata dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr. Hamidah, MKes.

"Hasil penelitian menunjukkan buah mulwa atau buah nona mengandung senyawa acetogenin untuk anti-kanker dan alkaloid untuk mengatasi gagal ginjal," katanya usai ujian terbuka promosi doktor program pascasarjana di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia dengan adanya kandungan senyawa acetogenin dan alkaloid menjadikan buah tersebut sebagai salah satu komoditas pangan yang bernilai lebih dan berpotensi dimanfaatkan untuk kesehatan masyarakat.

"Namun menurut dia buah mulwa atau buah nona sekarang mulai sulit dijumpai karena tidak banyak lagi ditanam, padahal buah tersebut merupakan tanaman yang tergolong dalam genus annona yang berasal dari daerah tropis dan memiliki kekerabatan dengan buah sirsak (annona muricata) dan srikaya (annona squamosa)," katanya.


Ia mengatakan semakin langkanya buah mulwa atau buah nona karena banyak orang yang kurang begitu menyukai rasa buahnya, serta jumlah panen buahnya relatif sedikit dalam satu pohon.

"Buah mulawa atau nona jarang ditanam, karena rasanya memang kurang enak. Namun buah itu mengandung bahan aktif bermanfaat, dan jika masyarakat menyadarinya justru bermanfaat untuk kesehatan," katanya.

Menurut dia mengonsumsi buah-buahan dari alam sangat bermanfaat untuk menangkal berbagai penyakit dengan bertambahnya usia. "Jika kita kembali ke alam akan selamat, karena usia bertambah tua, maka perlu makanan yang sehat," kata lulusan doktor ke-1.037 dari UGM itu.


Dalam kesimpulan disertasinya yang berjudul "biosistematika anona murricata L., annona aquamosa, dan annona reticulata dengan pendekatan numerik" diketahui variasi karakter fenotipe buah sirsak, srikaya, dan buah mulwa (nona) pada habitat yang berbeda.

"Namun hal itu tidak diikuti perubahan variasi karakter genotipe dan kedudukan takson berdasar kandungan alkaloid dan flavonoid," katanya.

Sumber : KapanLagi.Com 
Lanjut membaca “Buah Mulwa Berpotensi Obati Kanker & Gagal Ginjal”  »»

12 Jenis Jenis Kanker Bisa dideteksi sekaligus

Setiap sel dalam tubuh manusia berpotensi menjadi sel kanker sehingga skrining dan deteksi dini sangat penting dilakukan. Kini dengan teknologi baru, 12 jenis kanker bisa langsung dideteksi dengan satu kali pemeriksaan menggunakan Biomarker C-12 Protein Chip.

Pemeriksaan 12 kanker sekaligus baru pertama kali di Indonesia yang dirintis Laboraorium Klinik Prodia Jakarta. Bekerjasama dengan negara Malaysia, kini 12 jenis kanker bisa terdeteksi langsung hanya dengan menggunakan sebuah chip.

Selama ini, pemeriksaan dan skrining kanker hanya bisa dilakukan satu persatu. Tapi kini, dengan teknologi Biomarker C-12 Protein Chip, 12 jenis kanker bisa langsung terdeteksi, antara lain kanker hati, paru, lambung, esophagus (kerongkongan), prostat, usus besar, payudara, ovarium, pankreas, rahim, testis, kandung kemih, tiroid dan endometrium.
Jadi harga pemeriksaannya pun akan lebih murah. Karena jika kita melakukan skrining 12 kanker satu persatu, harganya bisa mencapai Rp 3-4 juta. Tapi dengan teknologi ini harganya cuma Rp 1,5 juta saja," ujar Ampi Retnowardani, Marketing Communication Manager Prodia di acara 'Konsep Baru dalam Skrining Kanker dengan Biomarker C-12 Protein Chip' di Laboratorium Klinik Prodia, Jakarta, Selasa (17/11/2009)..

Menurut data dari Anti Cancer Research tahun 2004, kenker diketahui sebagai penyebab kematian nomor 2 di dunia setelah jantung. Tapi pada tahun 2010 diprediksikan menjadi pembunuh nomor 1. Biasanya penderita kanker baru sadar dirinya terkena kanker saat memasuki stadium lanjut.

"Itu karena sel kanker tumbuhnya perlahan-lahan dan pada stadium awal umumnya tidak bergejala. Ditambah lagi dengan rasa malas untuk memeriksakan diri," ujar Dr Agus Kosasih, SpPK, konsultan Prodia dan penanggung jawab laboratorium patologi RS Kanker Dharmais.

"Prinsip dasar dari Biomarker C-12 Protein Chip adalah mendeteksi sinyal tumor atau kanker yang ada dalam tubuh melalui sampel darah. Secara sederhananya, darah dimasukkan ke dalam chip, lalu chip reader akan membaca sinyal adanya kanker dari protein asing dalam darah yang nanti disesuaikan dengan standarnya," jelas Dr Agus.

Tujuan utama dari penggunaan chip ini sebenarnya untuk memantau efek pengobatan terhadap perkembangan kanker. "Tapi bisa juga untuk sekedar ingin tahu saja, apa kita punya kanker atau tidak dalam tubuh. Karena meski kelihatan dari luar sehat-sehat saja, tapi sebenarnya setiap sel dalam tubuh kita berpotensi menjadi kanker. Apalagi kalau sudah ada benjolan yang agak aneh, harusnya langsung curiga sampai terbukti itu benar-benar kanker atau bukan," tutur Dr Agus.

Namun sayangnya, meski teknologi ini sudah ada di Indonesia, tapi alatnya hingga kini masih berada di Malaysia karena Biomarker C-12 Protein Chip ini merupakan hasil kerjasama laboratorium klinik Prodia dengan HSC Medical Centre Kulala Lumpur Malaysia.

"Kita hanya melakukan sampling darah disini. Untuk pemeriksaannya, kita kirim ke Malaysia. Tapi dengan begitu kan menguntungkan pasien juga, karena tidak usah repot-repot ke Malaysia. Hasilnya sudah bisa diketahui seminggu kemudian," ujar Ampi.

Jadi dengan alat ini, bisa diketahui bibit kanker apa saja yang bersarang dalam tubuh kita. Seperti paket komplit saja, mudah, murah dan cepat.
Sumber : DetikHealth.Com 
Lanjut membaca “12 Jenis Jenis Kanker Bisa dideteksi sekaligus”  »»

Prubahan Kromosom dapat Mengakibatkan Kanker

Perubahan kromosom yang disebut "aneuploidy" dapat mengakibatkan kanker, sehingga mempertegas apa yang telah lama diduga oleh para ilmuwan, demikian temuan beberapa penelitian.

Pada hakekatnya semua kanker pada manusia memiliki sejumlah kromosom yang tidak normal, dan para ilmuwan telah lama menduga bahwa mutasi gen yang mendorong pemisahan kromosom secara keliru selama pembagian sel adalah penyebab berkembangnya tumor, kata para peneliti di Mayo Clinic, dalam satu pernyataan, yang disiarkan pada Senin (7/12)

"Dengan menggunakan gabungan model baru tikus bagi kanker manusia, kami dapat membuktikan bahwa aneuploidy mengakibatkan kanker dan membeberkan mekanisme terjadinya proses tersebut," kata ahli biologi kanker di Mayo Clinic dan penulis senior studi itu, Jan van Deursen, sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP.

Dalam uji-coba pada tikus, para peneliti tersebut mendapati bahwa satu sel kurang mampu untuk menekan tumor kalau ada mitosis atau pembelahan kromosom, yang mengasilkan misalignment atau misintegrasi, ketika satu sel adalah kromosom yang hilang.

"Sel tersebut kehilangan kemampuan untuk menekan tumor, yang menjadi bagian dari sistem kekebalan," kata jurubicara Mayo Clinic, Bob Nellis.

"Itu seperti hilangnya perangkat lunak anti-virus di komputer anda," kata jurubicara Mayo Clinic, Bob Nellis.

"Sel tersebut lebih cenderung mengatakan, `Datang dan tangkap saya` kepada kanker," katanya.

Apakah penyimpangan kromosom mengakibatkan kanker tergantung atas sejarah genetika atau keluarga orang yang bersangkutan serta pada jenis kanker, kata Nellis.

Di antara kanker yang ditemukan di dalam studi itu yang dipicu oleh "aneuploidy" adalah kanker usus besar dan kanker jaringan sistem getah bening.

Temuan itu, yang disiarkan di dalam jurnal "Cancer Cell terbitan saat ini, mengakhiri perdebatan yang berlangsung lama di bidang penelitian kanker mengenai apakah "aneuploidy" adalah penyebab kanker, atau disebabkan oleh itu.

"Karena kini kami memahami mekanisme yang memungkinkan aneuploidy berakibat kanker, itu akan lebih mudah bagi peneliti lain untuk membangun pengetahuan ini, dan mengincar obat baru yang sesuai," kata van Deursen, dalam satu pernyataan.

Di dalam studi lain, yang disiarkan di dalam "Journal of Cell Biology", Senin, para peneliti di National Cancer Institute (NCI) "meneliti kemungkinan bahwa pengaturan gen penyakit tertentu mungkin dimanfaatkan sebagai strategi diagnosis baru untuk membedakan jaringan ganas dengan yang normal".

Para peneliti itu mendapati beberapa gen di dalam jaringan kanker payudara ganas yang memiliki posisi berbeda di dalam inti sel dibandingkan dengan yang terjadi pada jaringan payudara normal.

Mereka juga mendapati bahwa posisi gen tunggal, HES5, memungkinkan mereka mengidentifikasi jaringan kanker payudara ganas "dengan ketepatan hampir 100 persen".

Temuan dalam studi tersebut membuka kemungkinan mengenai penggunaan posisi satu gen di dalam inti sel sebagai alat diagnosis baru, kendati para penulisnya mengakui bahwa studi yang lebih luas harus dilakukan lebih dulu.

Studi mereka mempelajari serangkaian 20 gen di dalam sel pada 11 payudara manusia normal dan 14 spesimen jaringan kanker payudara ganas.

"Jika disahkan di dalam jumlah yang lebih besar, kami meramalkan bahwa pendekatan ini mungkin adalah petunjuk molekular pertama yang bermanfaat mengenai kanker setelah mamogram ketidak-normalan," kata Tom Misteli dari "Center for Cancer Research" di NCI. Ia juga adalah penulis senior dalam studi itu.

Penggunaan posisi satu gen di dalam inti sel untuk mendeteksi tumor dapat "mengurangi kekeliruan manusia dalam membuat diagnosis karena metode tersebut memberi banyak catatan dan tidak dilandasi atas kriteris subjektif atau keahlian patologi perorangan yang melakukan penilaian dengan menggunakan mikroskop," kata studi itu.

Alat diagnosis baru tersebut takkan dibatasi pada kanker payudara, tapi dapat diterapkan pada setiap kanker --kondisi saat gen yang menyimpang dapat diidentifikasi, kata Misteli.

Sumber: antara.co.id

Lanjut membaca “Prubahan Kromosom dapat Mengakibatkan Kanker”  »»

10 Kesalahpahaman Tentang Diabetes

1. Diabetes bukan penyakit Mematikan – Salah!
Kenyataanya, diabetes adalah global killer, yang menyebabkan kematian jauh lebih banyak daripada kematian akibat HIV/AIDS. Penyakit ini membunuh 3.8 juta orang setahun. Setiap 10 detik seseorang mati akibat dibetes atau yang berkaitan dengan diabetes.


2. Diabetes hanya berdampak pada negara-ngeara kaya saja – Salah!
Diabetes menyerang semua populasi, tanpa peduli berapa pendapatan populasi tersebut. Jumlah ini terus bertambah. Lebih dari 240 juta orang di dunia saat ini mengidap diabetes. Angka ini akan terus bertambah hingga lebih dari 380 juta pada tahun 2025. Di beberapa Negara di Asia, Timur Tengah, Oceania dan Karibia, diabetes 12-20% populasi terkena diabetes. Pada 2025, 80% kasus diabetes akan terjadi pada negara berpendapatan rendaha dan menengah.

3. Diabetes didanai besar-besaran secara global – Salah!
Official Overseas Development Aid (bantuan resmi luar negeri) untuk sektor kesehatan pada 2002 mencapai USD 2.9 milyar, dan hanya 0.1% saja untuk mendanai SELURUH penyakit tidak menular kronik (non-communicable chronic disease). Sebagian besar dari dana yang USD 2.9 milyar ini untuk mendanani HIV/AIDS. Meskipun diabetes jauh lebih mematikan secara global. Jika dibandingkan dengan HIV/AIDS, dana untuk diabetes hanya didapat dari sebagian kecil dari yang 0.1% dari dana yang tersedia. Sebagai tambahan, bank duni memberikan USD 4.2 milyar pinjaman untuk dana kesehatan, populasi dan nutrisi antara tahun 1997 dan 2002. Hanya 2.5% dari dana tersebut diberikan untuk penyakit kronik.

Lanjut membaca “10 Kesalahpahaman Tentang Diabetes”  »»

Rumah Sakit Masa Depan Dokter diganti Robot

California, Seperti apa rumah sakit yang nanti hadir di masa depan? Pastinya lebih maju, canggih dan berteknologi. Semuanya serba terkomputerisasi dengan alat-alat yang serba modern. Tidak menutup kemungkinan posisi dokter pun diambilalih oleh robot.

Di negara maju seperti Amerika, hal itu ternyata sudah diterapkan yaitu di Methodist Hospital Houston. Para dokter disana menggunakan robot yang berukuran 5 inci yang bisa bergerak kemana-mana dengan sebuah monitor di bagian atasnya yang menghubungkan dokter dengan keadaan di sekelilingnya.

Dengan robot itu, sang dokter bisa memantau keadaan dan memberi arahan pada pasien dari manapun ia berada. Dengan begitu ia dapat memantau banyak orang sekaligus tanpa harus keluar dari ruangannya atau sedang ada urusan lainnya.

Robot yang berjalan seperti pembersih lantai itu dijaga oleh tim medis pada saat berkeliling ke ruangan pasien. Robot tersebut memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan sang dokter di depan pasien.

Robot itu juga dilengkapi dengan radio-frequency ID untuk melacak keberadaan dokter, suster, dan beberapa peralatan yang ada di rumah sakit sehingga bisa merespons keadaaan gawat darurat. Fasilitas canggih lainnya yang tersedia di rumah sakit modern tersebut yaitu kasur 'pintar'.

Kasur itu bisa mentransmisikan gambaran detak jantung dan nafas pasien secara otomatis sehingga bisa memberi peringatan langsung pada suster lebih cepat jika terdapat gangguan pada hasil transmisinya. Namun para ahli dan dokter pun masih memiliki impian tentang rumah sakit masa depan mereka.

"Suatu hari nanti, harapannya yaitu semua dokter bisa mengetahui riwayat kesehatan pasien melalui akses sebuah alat pengidentifikasi kesehatan yang ditanamkan di bawah jaringan kulit pasien," ujar Naomi Fried, dari Kaiser Permanente's Sidney R. Garfield Health Care Innovation Center di San Leandro, California seperti dikutip dari USNews, Kamis (1/10/2009).

Menurut pihak Datamonitor,-- perusahaan yang memproduksi alat-alat kesehatan--, alat yang diimpikan para dokter itu mungkin tidak lama lagi akan hadir. Alat yang menurutnya akan disebut telemedicine itu layaknya sebuah remote yang bisa memonitor keadaan pasien bahkan melakukan operasi jarak jauh oleh dokter.

Para investor rumah sakit pada dasarnya punya 2 tujuan untuk membangun rumah sakit masa depan menggunakan robot dan teknologi canggih lainnya yaitu untuk meningkatkan perawatan klinis pasien dan mengurangi tingkat error dokter. Dengan demikian diharapkan tingkat stres pasien pun akan menurun dan proses penyembuhan akan lebih cepat.

"Pada tahun 2015 nanti, mungkin pusat perawatan dan tindakan medis cukup dilakukan di rumah, tidak perlu rumah sakit karena semuanya bisa dilakukan oleh robot dokter dan fasilitas berteknologi lainnya," ujar Fried.

Sumber : DetikHealth.Com
Lanjut membaca “Rumah Sakit Masa Depan Dokter diganti Robot”  »»

8 Macam Mitos Mata

Mitos mengenai penyakit mata dan pengobatannya telah lama beredar di tengah masyarakat Indonesia. Mitos ini disampaikan dari generasi ke generasi sehingga sebagian besar masyarakat percaya akan mitos tersebut. Fakta mengenai mitos-mitos tersebut penting untuk diketahui agar masyarakat memiliki persepsi dan pemahaman yang tepat mengenai penyakit mata. Berikut ini kami akan mengupas beberapa fakta dari mitos seputar penyakit mata yang telah lama beredar di masyarakat.

1. Bintitan Timbul Karena Sering Mengintip
Tidak Benar
Bintitan atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan nama hordeolum sebenarnya merupakan suatu infeksi pada kelenjar yang terdapat di kelopak mata. Umumnya infeksi ini disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang dikenal dengan nama Staphylococcus aureus. Jika kelenjar di kelopak mata ini terinfeksi oleh bakteri tersebut maka akan terbentuk bisul. Bisul pada kelopak mata inilah yang oleh masyarakat dikenal sebagai bintitan. Penyakit ini biasanya akan sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. Namun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan antara lain dengan tetap menjaga kebersihan kelopak mata dan memberikan kompres hangat 4x/hari masing-masing selama 10 menit.

2. Makan Banyak Wortel Dapat Menyembuhkan Rabun JauhTidak Benar
Rabun jauh (mata minus) dalam istilah kedokteran dikenal dengan nama miopia merupakan suatu gangguan penglihatan dimana mata tidak mampu untuk melihat benda yang jaraknya jauh sehingga pandangan menjadi kabur saat melihat benda jauh. Rabun jauh ini dapat terjadi karena adanya perubahan kelengkungan kornea, adanya gangguan pada lensa mata atau terjadinya pemanjangan sumbu bola mata.
http://abcnews.go.com/Health/EyeHealthNews/11-eye-myths-debunke /story?id=8919023
Lanjut membaca “8 Macam Mitos Mata”  »»

Obat Baru Memberi Harapan dalam Melawan Hipertensi yang Sulit Diatasi

Penelitian baru melaporkan bahwa obat baru bagi penderita tekanan darah tinggi yang tidak dapat dikontrol oleh obat-obatan yang ada, dalam uji klinis yang sangat baik. Penelitian ini dilaporan di dalam jurnal the Lancet edisi online 13 September, penurunan tekanan darah substansial dicapai dengan berbagai dosis obat darusentan, untuk orang yang masih hipertensi walaupun sudah menggunakan tiga atau lebih obat-obatan.

Obat baru ini efektif untuk tekanan darah tinggi yang resisten dapat "berpotensi sangat bermanfaat" menurut seorang pakar, Dr Kirk Garratt, direktur klinis penelitian jantung intervensi di Lenox Hill Hospital, New York City.

Menurut Garratt, penurunan tekanan darah yang terlihat dalam studi ini sangat menggembirakan. hal ini hanya membutuhkan perubahan kecil dalam pembacaan tekanan darah untuk memberikan manfaat pada pasien. Obat ini berpotensi mengambil orang-orang dari tempat yang sangat berbahaya ke tempat yang sangat aman.

Menurut Nathan Kaiser, juru bicara Gilead Sciences, perusahaan yang sedang mengembangkan obat, hasil kajian akan diserahkan kepada US Food and Drug Administration sebagai bagian dari permohonan untuk persetujuan pemasaran.

Uji coba yang lebih besar telah selesai awal tahun ini untuk pendaftaran. Data uji klinis diharapkan ada pada akhir tahun. Sambil menunggu hasil studi kedua, paling cepat mereka dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan persetujuan, tampaknya kuartal keempat tahun 2010.

Beberapa studi telah mengatakan bahwa sebanyak 30 persen orang dengan tekanan darah tinggi, suatu faktor risiko utama untuk masalah-masalah kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke, memiliki bentuk resisten, di mana tekanan darah tidak dapat dibawa ke tingkat yang diinginkan meskipun menggunakan tiga atau lebih obat-obatan.


Jika darusentan bekerja sebagaimana yang diharapkan, maka akan sangat berguna bagi orang tua dengan tekanan darah tinggi resisten, kata Weber. Mereka cenderung setengah baya atau lebih tua, seringkali dengan beberapa gangguan fungsi ginjal. Ini lebih sulit dan lebih sulit untuk menangani mereka dan bahkan lebih diperlukan untuk mendapatkan tekanan darah mereka diinginkan, sehingga cara yang yang lebih efektif bahkan akan lebih berharga."( Kalbe.co.id - )


Lanjut membaca “Obat Baru Memberi Harapan dalam Melawan Hipertensi yang Sulit Diatasi”  »»

Kombinasi fixed-dose Amlodipine/Olmesartan medoxomil sebagai Terapi Lini Utama untuk Hipertensi

FDA (Food and Drug Administration) telah menyetujui pemberian tablet kombinasi fixed-dose amlodipine/olmesartan medoxomil sebagai terapi lini utama pada pasien hipertensi yang memerlukkan terapi kombinasi untuk mencapai target tekanan darah.

Persetujuan yang diberikan FDA ini mendukung tatalaksana terapi hipertensi di Amerika, yang merekomendasikan pemberian terapi kombinasi sebagai terapi awal pada pasien-pasien yang memerlukkan lebih dari 1 macam obat hipertensi.

Dr. Keith C. Ferdinand dari Emory School of Medicine, Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, mengatakan bahwa persetujuan yang diberikan FDA terhadap tablet kombinasi fixed-dose amlodipine/olmesartan medoxomil ini memberikan para dokter pilihan dalam menentukan terapi, yang juga akan menolong lebih banyak pasien mencapai target tekanan darah. Selain itu pemberian terapi kombinasi fixed-dose seperti amlodipine/ olmesartan medoxomil lebih nyaman dan meningkatkan kepatuhan pasien dibandingkan terapi kombinasi dengan sediaan terpisah.

Persetujuan yang diberikan oleh FDA didasarkan pada data-data yang diperoleh dari penelitian-penelitian registrasional, yang memperlihatkan perkiraan dan probabilitas jumlah pasien yang mencapai target tekanan darah dengan terapi kombinasi fixed-dose, yang dibandingkan dengan terapi kombinasi dalam sediaan terpisah.

Salah satu data yang diperoleh adalah data dari sebuah penelitian multisenter, acak, kontrol plasebo, dan faktorial, yang melibatkan 1940 pasien hipertensi berat.


Penelitian ini berlangsung selama 8 minggu. Pasien secara acak dibagi dalam 12 kelompok penelitian, yang mana masing-masing kelompok menerima terapi berbeda-beda: terapi dengan plasebo, monoterapi dengan amlodipine 5 mg atau 10 mg, monoterapi dengan olmesartan medoxomil 10 mg, 20 mg, atau 40 mg, atau terapi kombinasi fixed-dose dengan kekuatan dosis amlodipine/olmesartan medoxomil 5/10 mg, 5/20 mg, 5/40 mg, 10/10 mg, 10/20 mg, dan 10/40 mg. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terapi kombinasi menurunkan tekanan darah lebih besar dibandingkan dengan monoterapi masing-masing obat.

Selain itu telah dilakukan 5 penelitian fase I, yang menguji farmakokinetik amlodipine dan olmesartan pada sukarelawan sehat, yang diberikan dalam bentuk kombinasi fixed-dose maupun sebagai kombinasi dalam sediaan terpisah. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rerata (mean) kadar mantap amlodipine dan olmesartan serupa, baik dalam bentuk kombinasi fixed-dose, maupun dalam kombinasi terpisah. Paparan total dan paparan maksimum terhadap amlodipine dan olmesartan setelah pemberian kombinasi fixed-dose bioequivalen bila dibandingkan dengan kombinasi sediaan terpisah. AUC (area under the drug concentration-time curve) dari waktu nol hingga waktu t, dari waktu nol hingga tak terbatas dan kadar maksimum kedua obat di dalam plasma juga memenuhi kriteria bioequivalensi bila terapi kombinasi fixed-dose diberikan 30 menit setelah sarapan pagi dengan diet tinggi lemak. Secara farmakokinetik, amlodipine besylate dan olmesartan medoxomil merupakan kombinasi yang cocok dalam bentuk fixed-dose.

Satu-satunya efek samping yang terjadi pada >= 3% pasien yang mendapatkan terapi kombinasi amlodipine/olmesartan medoxomil dan juga lebih sering terjadi dibandingkan dengan plasebo adalah edema. Efek samping lainnya yang lebih jarang terjadi namun dengan intensitas tidak berbeda dengan plasebo adalah hipotensi, hipotesi ortostatik, gatal, palpitasi, sering buang air kecil dan nokturia.

Sebelumnya tablet kombinasi fixed-dose amlodipine/ olmesartan medoxomil disetujui pemberinnya oleh FDA sebagai terapi lini kedua, baik sebagai kombinasi tunggal (amlodipine/omesartan medoxomil) atau sebagai terapi kombinasi dengan obat antihipertensi lainnya.

Tablet kombinasi fixed-dose amlodipine/olmesartan medoxomil ini diharapkan akan menolong lebih banyak pasien dalam mencapai target tekanan darah.

Kesimpulan:

•FDA menyetujui pemberian tablet kombinasi fixed-dose amlodipine/olmesartan medoxomil sebagai terapi lini utama bagi pasien hipertensi yang memerlukkan terapikombinasi antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah.

•Tablet kombinasi fixed-dose amlodipine/olmesartan medoxomil ini memberikan para dokter pilihan dalam menentukan terapi, yang juga akan menolong lebih banyak pasien mencapai target tekanan darah.

•Secara farmakokinetik, amlodipine besylate dan olmesartan medoxomil merupakan kombinasi yang cocok dalam bentuk fixed-dose.
Lanjut membaca “Kombinasi fixed-dose Amlodipine/Olmesartan medoxomil sebagai Terapi Lini Utama untuk Hipertensi”  »»

Dilarang Menangisuntuk Hindari Kematian

Wales - UK. Menangis identik dengan perilaku anak kecil. Takut, lapar, sakit selalu bikin anak kecil menangis. Tapi bocah Inggris 3,5 tahun tidak boleh menangis sepanjang hidup karena bisa berisiko menyebabkan kematian. Menangis bagi Tianna Lewis McHugh sama saja dengan bunuh diri.
Tianna harus berusaha keras untuk tidak menangis karena menangis bisa memicu napas berhenti. Tianna sudah menderita penyakit ini selama 2 tahun. Orangtuanya, Ceri Lewis dan Andy McHugh setiap hari dan setiap saat harus berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan Tianna tidak menangis.

Tianna pertama kali terdiagnosa penyakit Reflex Anoxic Seizure (RAS) ketika berusia 18 bulan. Penyakit ini membuatnya seperti orang meninggal ketika mendapatkan serangan tersebut. Saat terjadi serangan kulitnya berubah menjadi pucat, tubuhnya menegang, jantungnya berhenti berdetak dan napasnya pun berhenti.

Ceri Lewis (23 tahun) yang bekerja sebagai resepsionis hotel di Wrexham, Wales Utara, merasa histeris saat pertama kali melihat putrinya menunjukkan gejala-gejala RAS. Sang ibu langsung mengangkat Tianna dan mendapati si bocah menangis yang sedetik kemudian Tiana tampak seperti telah meninggal.

"Kulit Tianna berubah pucat, bibir dan sekitar matanya berwarna biru serta bola matanya berputar ke belakang. Seketika tubuhnya menegang dan punggungnya melengkung, saya pikir dia sudah mati," ujar Ceri Lewis, seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (13/11/2009).

Andy, sang ayah pun langsung mencoba untuk menyadarkan putrinya dengan meletakkan mulutnya di mulut sang putri serta menutup hidungnya untuk membuat napas buatan. "Setelah lima sampai enam kali napas buatan Tianna mulai bisa menarik napas kembali dan menangis dengan bola mata yang hampir keluar," ujar sang ayah.

Saat itu juga Tianna langsung dibawa ke ruang gawat darurat Wrexham Maelor Hospital, tapi dokter tidak dapat mendiagnosa apa penyakit Tianna. Dua minggu kemudian serangan tersebut datang kembali dan berlangsung hingga 2 jam yang membuat Tianna harus berjuang keras untuk hidup. Saat itu dokter mengatakan jika terlambat membawanya dalam waktu 10 menit saja, Tianna bisa meninggal atau menderita kerusakan otak serius.

Beruntungnya Tianna bisa dibawa pulang kembali setelah dirawat selama 4 hari, dan dokter mulai menyadari bahwa Tianna mengalami Reflex Anoxic Seizure. Mulai saat itu jika dilihatnya Tianna ingin menangis, maka orangtuanya harus mengibaskan air di wajahnya untuk membuatnya tenang dan terhindar dari shock. Selama 2 tahun ini kedua orangtuanya sangat berhati-hati agar tidak membuat Tianna shock, terluka atau ketakutan yang bisa memicunya untuk menangis.

"Dia anak yang hiperaktif, banyak bicara, ceria dan berkembang dengan baik untuk seusianya. Bagi kami dia adalah seorang malaikat kecil dan penyakit ini akan membuat kami lebih menghargai dan mencintai dirinya," ujar Ceri Lewis.

Reflex Anoxic Seizure biasanya terjadi karena terhambatnya pasokan darah ke otak. Penyakit ini bukanlah epilepsi atau serangan napas yang tertahan. Reaksi ini terjadi karena adanya rangsangan yang tidak terduga seperti rasa sakit, takut, khawatir bisa juga karena udara yang terlalu panas atau dingin saat mandi. Faktor pemicu ini bisa menyebabkan jantung berhenti berdetak atau secara dramatis melambat.

Diperkirakan 8 dari 1.000 anak-anak usia prasekolah menderita penyakit ini. Anak yang paling banyak menderita penyakit ini adalah usia 6 bulan hingga 2 tahun, namun bisa juga menyerang saat remaja atau dewasa.

Sumber : DetikHealth.Com

Lanjut membaca “Dilarang Menangisuntuk Hindari Kematian”  »»

Hipoglikemia atau Hypoglycemic


Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah. Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Sementara pada penderita diabetes, kadar gula darahnya tersebut berada pada tingkat terlalu tinggi; dan pada penderita hipoglikemia, kadar gula darahnya berada pada tingkat terlalu rendah.

Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak merupakan organ yang sangat peka terhdap kadar gula darah yang rendah karena glukosa merupakan sumber energi otak yang utama. Otak memberikan respon terhadap kadar gula darah yang rendah dan melalui sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hal in akan merangsang hari untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika kadar gula turun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.

Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:

•Pelepasan insulin yang berlebihan oelh pankreas
•Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk       menurunkan kadar gula darahnya
•Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
•Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.

Secara umum, hipogklikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan obat.

Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi:

•Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa
•Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya karbohidrat.

Hipoglikemia paling sering terjadi disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya. Jika dosis obat ini lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa bereaksi menurunkan kadar gula darah terlalu banyak.

Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat. Hal ini terjadi karena sel-sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan kelanjar adrenalnya tidak menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah.
Pentamidin yang digunakan untuk mengobati pneumonia akibat AIDS juga bisa menyebabkan hipoglikemia. Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.

Pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor.

Olah raga berat dalam waktu yang lama pada orang yang sehat jarang menyebabkan hipoglikemia.


Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia, hanya jika terdapat penyakit lain (terutama penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol. Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar gula darah yang adekuat. Pada orang-orang yang memiliki kelainan hati, beberapa jam berpuasa bisa menyebabkan hipoglikemia. Bayi dan anak-anak yang memiliki kelainan sistem enzim hati yang memetabolisir gula bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya.

Seseorang yang telah menjalani pembedahan lambung bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya (hipoglikemia alimenter, salah satu jenis hipoglikemia reaktif). Hipoglikemia terjadi karena gula sangat cepat diserap sehingga merangsang pembentukan insulin yang berlebihan. Kadar insulin yang tinggi menyebabkan penurunan kadar gula darah yang cepat.

Hipoglikemia alimentari kadang terjadi pada seseorang yang tidak menjalani pembedahan. Keadaan ini disebut hipoglikemia alimentari idiopatik. Jenis hipoglikemia reaktif lainnya terjadi pada bayi dan anak-anak karena memakan makanan yang mengandung gula fruktosa dan galaktosa atau asam amino leusin. Fruktosa dan galaktosa menghalangi pelepasan glukosa dari hati; leusin merangsang pembentukan insulin yang berlebihan oleh pankreas. Akibatnya terjadi kadar gula darah yang rendah beberapa saat setelah memakan makanan yang mengandung zat-zat tersebut.

Hipoglikemia reaktif pada dewasa bisa terjadi setelah mengkonsumsi alkohol yang dicampur dengan gula (misalnya gin dan tonik). Pembentukan insulin yang berlebihan juga bisa menyebakan hipoglikemia. Hal ini bisa terjadi pada tumor sel penghasil insulin di pankreas (insulinoma). Kadang tumor diluar pankreas yang menghasilkan hormon yang menyerupai insulin bisa menyebabkan hipoglikemia.

Penyebab lainnya adalah penyakti autoimun, dimana tubuh membentuk antibodi yang menyerang insulin. Kadar insulin dalam darah naik-turun secara abnormal karena pankreas menghasilkan sejumlah insulin untuk melawan antibodi tersebut.

Hal ini bisa terjadi pada penderita atau bukan penderita diabetes. Hipoglikemia juga bisa terjadi akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker, kekurangan gizi, kelainan fungsi hipofisa atau adrenal, syok dan infeksi yang berat. Penyakit hati yang berat (misalnya hepatitis virus, sirosis atau kanker) juga bisa menyebabkan hipoglikemia.

Mekanisme respon hipoglikemia, pada awalnya, tubuh secara otomatis memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah dengan melepaskan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin akan merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi juga menyebabkan gejala yang menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar).

Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen.

Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral.

Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi.

Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.

Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50 mg/dL. Maka dari itu diagnosis hipoglikemia baru bisa ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah. Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan penderita, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana. Jika dicurigai suatu hipoglikemia autoimun, maka dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap insulin. Untuk mengetahui adanya tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar insulin dalam darah selama berpuasa (kadang sampai 72 jam). Pemeriksaan CT scan, MRI atau USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi tumor.

Prinsip dari pengobatan hipoglikemia adalah menaikan kembali kadar gula darah yang rendah itu sehingga mencapai kadar normalnya. Makanya gejala hipoglikemia ini dapat menghilang dalam beberapa menit setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus buah, air gula atau segelas susu.

Namun untuk seseorang yang sering mengalami hipoglikemia (terutama penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes maupun bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang mengandung karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau biskuit). Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut penderita, maka diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang serius.

Seseorang yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya selalu membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit.

Jika hipoglikemia yang terjadi itu akibat adanya tumor penghasil insulin, maka cara penyembuhannya adalah harus diangkat melalui pembedahan. Sebelum pembedahan, biasanya diberikan obat untuk menghambat pelepasan insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Untuk seseorang yang sering mengalami hipoglikemia, tapi bukan penderita diabetes, dapat menghindari serangan hipoglikemia dengan sering makan dalam porsi kecil.

Sumber: www.rumahdiabetes.com

Lanjut membaca “Hipoglikemia atau Hypoglycemic”  »»

Merokok Tingkatkan Resiko Buta dihari Tua.

Los Angeles, Satu lagi alasan yang bisa dipertimbangkan perokok untuk segera menghentikan kebiasaannya merokok. Peneliti menemukan hubungan antara rokok dan kebutaan. Rokok ternyata bisa meningkatkan risiko Age-related Macular Degeneration (AMD) atau kebutaan pada usia lanjut.

Hasil studi yang dipimpin oleh Dr Anne Coleman, profesor ophthalmology dari Jules Stein Eye Institute, University of California, Los Angeles (UCLA) ini dipublikasikan dalam American Journal of Ophthalmology.

Penyakit AMD menyebabkan penglihatan buyar dan gelap hingga akhirnya kemampuan membaca, menyetir dan mengenali orang menjadi berkurang bahkan hilang. Penyakit yang menyerang bagian makula (inti retina) ini sangat progresif dan menurunkan kualitas hidup.

Merokok adalah faktor kedua yang paling berisiko menyebabkan AMD selain faktor pertamanya yang tidak dapat dicegah, yakni penuaan.

Dalam studinya, Coleman menghubungkan antara pengaruh merokok terhadap risiko AMD di kemudian hari. Sebanyak 2.000 wanita dan pria berusia 78 hingga 83 tahun disurvei mengenai kebiasaanya merokok dan diminta melakukan tes untuk mengetahui risiko penyakit AMD.

Hasilnya adalah, secara keseluruhan para perokok memiliki risiko penyakit AMD 11 persen lebih tinggi dibanding partisipan yang tidak merokok pada usia yang sama.

Khusus partisipan yang berusia di atas 80 tahun, penyakit AMD cenderung berkembang 5,5 kali lipat lebih tinggi pada partisipan yang punya kebiasaan merokok.

"Rokok terbukti meningkatkan risiko AMD. Adanya rekomendasi ini seharusnya bisa menjadi perhatian bagi para perokok untuk segera berhenti merokok, bahkan perokok usia lanjut sekalipun," kata Coleman seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Selasa (12/1/2010).

Secara sederhana, rokok meningkatkan risiko AMD dengan cara mengurangi level antioksidan dalam darah dan mengubah aliran darah ke mata serta mengurangi jumlah pigmentasi dalam retina.

"Satu lagi alasan untuk berhenti merokok bukan? Intinya adalah tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok," ujar Dr Paul Sieving, direktur the National Eye Institute.(fah/ir)
.(sumber : detik dot com)
Lanjut membaca “Merokok Tingkatkan Resiko Buta dihari Tua.”  »»

Mengenal dan Merawat Kaki Diabetik

Istilah penyakit gula atau kencing manis (diabetes melitus = DM) tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Menurut laporan dari beberapa tempat di Indonesia, angka kejadian dan komplikasi DM cukup tersebar sehingga bisa dikatakan sebagai salah satu masalah nasional yang harus mendapat perhatian.
Gangguan kesehatan komplikasi DM antara lain gangguan mata (retinopati), gangguan ginjal (nefropati), gangguan pembuluh darah (vaskulopati), dan kelainan pada kaki.

Komplikasi yang paling sering adalah terjadinya perubahan patologis pada anggota gerak bawah yang disebut kaki diabetik (diabetic foot).

Dalam kondisi keadaan kaki diabetik, yang terjadi adalah kelainan persarafan (neuropati), perubahan struktural, tonjolan kulit (kalus), perubahan kulit dan kuku, luka pada kaki, infeksi dan kelainan pembuluh darah. Keadaan kaki diabetik lanjut yang tidak ditangani secara tepat dapat berkembang menjadi suatu tindakan pemotongan (amputasi) kaki.

Adanya luka dan masalah lain pada kaki merupakan penyebab utama kesakitan (morbiditas), ketidakmampuan (disabilitas), dan kematian (mortalitas) pada seseorang dengan diabetes.

Pencegahan agar tidak terjadi amputasi sebenarnya sangat sederhana, tetapi sering terabaikan. Kunci yang paling penting adalah mencegah terjadinya luka pada kaki.

Pencegahan ini secara langsung akan mengurangi kemungkinan amputasi. Dasar terjadinya kaki diabetik adalah adanya suatu kelainan pada saraf, kelainan pembuluh darah dan kemudian adanya infeksi. Dari ketiga hal tersebut, yang paling berperan adalah kelainan pada saraf, sedangkan kelainan pembuluh darah lebih berperan nyata pada penyembuhan luka sehingga menentukan nasib kaki. Keadaan kelainan saraf dapat mengenai saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf otonom.

Bila mengenai saraf sensoris akan terjadi hilang rasa yang menyebabkan penderita tidak dapat merasakan rangsang nyeri sehingga kehilangan daya kewaspadaan proteksi kaki terhadap rangsang dari luar. Akibatnya, kaki lebih rentan terhadap luka meskipun terhadap benturan kecil. Bila sudah terjadi luka, akan memudahkan kuman masuk yang menyebabkan infeksi. Bila infeksi ini tidak diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi pembusukan (gangren) bahkan dapat diamputasi.

Gangguan pada serabut saraf motorik (serabut saraf yang menuju otot) dapat mengakibatkan pengecilan (atrofi) otot interosseus pada kaki. Akibat lanjut dari keadaan ini terjadi ketidakseimbangan otot kaki, terjadi perubahan bentuk (deformitas) pada kaki seperti jari menekuk (cock up toes), bergesernya sendi (luksasi) pada sendi kaki depan (metatarsofalangeal) dan terjadi penipisan bantalan lemak di bawah daerah pangkal jari kaki (kaput metatarsal). Hal ini menyebabkan adanya perluasan daerah yang mengalami penekanan, terutama di bawah kaput metatarsal.

Sementara itu, kelainan saraf otonom bisa menyebabkan perubahan pola keringat sehingga penderita tidak dapat berkeringat, kulit menjadi kering, mudah timbul pecah-pecah pada kulit kaki, akibatnya mudah terkena infeksi.

Selain itu, terjadi perubahan daya membesar-mengecil pembuluh darah (vasodilatasi-vasokonstriksi) di daerah tungkai bawah, akibatnya sendi menjadi kaku. Keadaan lebih lanjut terjadi perubahan bentuk kaki (Charchot), yang menyebabkan perubahan daerah tekanan kaki yang baru dan berisiko terjadinya luka.

Kelainan pembuluh darah berakibat tersumbatnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah, mengganggu suplai oksigen, bahan makanan atau obat antibiotika yang dapat menggagu proses penyembuhan luka. Bila pengobatan infeksi ini tidak sempurna dapat menyebabkan pembusukan (gangren). Gangren yang luas dapat pula terjadi akibat sumbatan pembuluh darah yang luas sehingga kemungkinannya dilakukan amputasi kaki di atas lutut.


Pencegahan

Upaya pencegahan meliputi upaya pada penderita diabetes yang belum mengalami komplikasi kaki diabetik, yaitu dengan cara tetap mengontrol keadaan kadar gula darahnya dengan diet dan atau pemberian obat yang teratur dari dokter, sedangkan upaya pencegahan pada penderita diabetes dengan komplikasi kaki diabetik sama dengan yang belum mengalami komplikasi, hanya ditambah dengan perawatan kaki yang baik.

Penderita DM harus disadari bahwa kegiatan perawatan kaki merupakan bagian dari kebiasaan hidup sehari-hari.

Caranya:

1. Periksalah kaki setiap hari terutama telapak kaki, jari kaki, dan sela jarikaki. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang dan untuk memudahkan pemantauan gunakan cermin. Perhatikan apakah luka atau tidak, kulit kemerahan atau penebalan kulit. Bersihkan kaki dengan sabun dan air hangat (jangan air panas), keringkan dengan handuk halus.
 
2. Perawatan kuku dilakukan setiap hari bersamaan dengan perawatan kulit kaki. Saat pemotongan kuku, jika kuku terlalu keras dan kotor, rendam dalam air sabun hangat selama 5 menit agar kotoran mudah lepas dan kuku menjadi agak lunak. Jika penglihatan penderita terganggu, sebaiknya minta tolong pada orang lain untuk memotong kukunya.Arah pemotongan kuku sesuai dengan bentuk kuku. Jika ditemukan adanya kelainan kuku atau luka dianjurkan berkonsultasi ke dokter. Pada kulit kering dapat ditambahkan lotion, kecuali pada sela jari dan bila kulit sudah pecah-pecah atau luka terbuka. Jangan memakai powder karena dapat menjadi lebih kering dan merupakan bahan iritan kulit.

3. Sepatu yang dipakai harus sesuai dengan bentuk dan besarnya kaki. Hal ini dapat dilihat dari gambaran telapak kaki yang dibuat pada kertas yang dapat dibuat sendiri. Permukaan atas sepatu harus lunak, bagian tumit sepatu harus kokoh agar kaki stabil, bagian alas sepatu yang bersentuhan dengan kaki (insole) permukaannya harus sesuai dengan bentuk permukaan telapak kaki yang normal, yaitu memiliki kelengkungan (arch support).Dengan kelengkungan ini seluruh permukaan telapak kaki akan tertahan dengan baik dan benar. Alas sepatu ini harus dilapisi dengan bahan yang halus dan empuk agar permukaan telapak kaki tidak lecet. Apabila sepatu yang dipakai baru dibeli, sebaiknya pada pemakaian awal diperiksa adakah daerah kemerahan akibat penekanan yang berlebihan. Apabila memakai kaus kaki, sebaiknya memakai kaus kaki dari bahan katun yang dapat menyerap keringat. Tebal kaus kaki harus sesuai dengan sepatu yang dipakai, jangan terasa sempit.

4. Lakukan olah raga kaki diabetes yang baik dan benar. Olah raga harus dilakukan secara teratur. Tujuan olah raga bagi penderita DM adalah melancarkan aliran darah kaki sehingga nutrisi terhadap jaringan lebih lancar, menguatkan otot betis dan telapak kaki sehingga sewaktu berjalan kaki menjadi lebih stabil, menambah kelenturan sendi sehingga kaki terhindar dari sendi kaku, memelihara fungsi saraf. Latihan ini bermanfaat agar koordinasi gerak tetap terpelihara, meningkatkan ketahanan jantung dan paru sehingga daya tahan aktivitas fisik bertambah, menambah toleransi jalan, dan meningkatkan skill dan motivasi.

Setelah luka sembuh, persoalan kaki diabetik belumlah selesai. Hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah usaha untuk mencegah terjadinya kembali luka pada kaki. Usaha ini pada kaki diabetik bahkan harus sudah dimulai jauh hari sebelum terjadinya luka. Dengan mengetahui berbagai permasalahannya, usaha pencegahan dapat direncanakan dengan baik.dr. Tertianto Prabowo, Sp.R.M./dokter di Sony Sugema Health & Medical Clinic (SSHMC) Bandung. Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Lanjut membaca “Mengenal dan Merawat Kaki Diabetik”  »»

10 Gen Pemicu Diabetes Tipe 2 Ditemukan

Massachusetts, Peneliti berhasil mengidentifikasi 10 variasi gen terbaru yang berhubungan dengan kadar gula darah atau insulin yang bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 (diabetes karena perubahan gaya hidup).

Ditemukannya 10 varian gen yang ikut mempengaruhi kadar glukosa dan insulin dalam tubuh ini diyakini dapat memberikan harapan terhadap pengobatan baru untuk penderita diabetes tipe 2.

"Sebelumnya hanya ada empat gen yang dikaitkan dengan metabolisme glukosa dan hanya 1 yang diketahui mempengaruhi penderita diabetes tipe 2. Tapi dengan ditemukannya 10 gen terbaru, kami bisa melihat pola-pola lain yang muncul mengenai diabetes tipe 2," ujar Dr Jose Florez dari unit diabetes dan pusat penelitian genetika manusia di Massachusetts General Hospital, seperti dikutip dari HealthDay, Rabu (21/1/2010).
Lanjut membaca “10 Gen Pemicu Diabetes Tipe 2 Ditemukan”  »»

PERKENALAN

Nama saya adalah Fisher, anak ke-4 dari Bapak Azwardi.M, Ibu Rosnizar(Alm). Saya dan keluarga saya tinggal disebuah Desa kecil yang bernama Kampung Tengah. Saya punya dua orang kakak wanita dan 1 orang kakak laki-laki. sedangkan saya anak bungsu.
Saya mempunyai hobby Memancing, Kata orang-orang saya orang nya sangat pendiam, Hobby saya Olah Raga, Memancing dan masih banyak lagi. saat ini umur saya sdh 25 tahun, dan telah mendapatkan pekerjaan tetap sebagai PNS. Saya bekerja disebuah Rumah Sakit Umum Sungai Penuh. saya sangat menyukai pekerjaan saya sebagai Perawat, karena menurut saya pekerjaan yang saya lakukan sekarang adalah pekerjaan yang sangat mulia.


Ya... udah segitu aja yach.. tentang diri saya, diblog ini saya akan coba membahas ulang tentang Asuhan Keperawatan(Askep), berdasarkan pengalaman yang saya peroleh selama bekerja di Sebuah Rumah Sakit, dan untuk mengingat kembali mata kuliah yang saya peroleh selama pendidikan di Keperawatan.
O...iya ,,,, Blog ini mang terkesan biasa-biasa aja, tidak ada yang menarik di blog ini,,, yach...sorry lah kalau blog nya gak menarik, biasaaa..pendatang baru.... harap maklum. Tetapi saya akan coba semaksimal mungkin untuk membuat blog ini menjadi asyik untuk dikunjungi, sebagai bahan bacaan atau acuan bagi siapa saja yang membutuhkannya.... do'a kan saya yach...

Okelah...Kalau Begitcu... Sekian dulu Postingan Perdana dari saya. Thankyouuuuuuuu.......
Lanjut membaca “PERKENALAN”  »»